"If I don't write to empty my mind, I go Mad."
(Lord Byron)
Beberapa saat yang lalu, gue nemu blog-nya temen sekosan dulu. Gue nyoba baca beberapa tulisannya, and guess what? it's amazing. Bagaimana caranya dia menceritakan kegalauannya (not in love case, but about her job) and how she choose to deal with it.
Gue mungkin belum sampe di tahap dimana gue mulai belajar dari suatu hal, gimana gue mulai bisa mengambil makna dari setiap kejadian yang gue alamin, tapi seenggaknya gue bakal mulai belajar.
It's better to try an error than never try at all, kan ya?
So, sekarang gue disini, duduk di tempat favorit gue, sambil merenungi nasib kejombloan gue (halahh, curcol beneran)
There's no something wrong about 'jomblo' kan ya?
Sejujurnya penyebab kegalauan gue malam ini adalah my ex-4,5 years-boyfriend.
Tadi siang, he called me twice. Yang seperti biasa, gue acuhin. Kenapa pula orang ini masih nelpon-nelpon gue? apa gak nyadar juga kalo gue udah gak mau berhubungan lagi sama dia?
Oke, biar lo semua tau, gue sama dia itu udah putus semenjak 6 bulan lalu dan dia juga udah punya pacar. Sebelumnya kita berdua masih sering telpon-telponan atau sms-an. Secara penyebab putus kita berdua bukan karna ketidakcocokan, melainkan perbedaan keyakinan.
But, you know what? Bulan lalu ada kejadian kampret yang bikin gue ogah berhubungan lagi sama dia. Kita ciuman (damn it).
So, menurut lo, makna apa yang mesti gue ambil dari kejadian kampret itu?
No comments:
Post a Comment